Cinta yang Terpendam: Drama Internal Seorang Bucin Diam-Diam

Table of Contents
Cinta yang terpendam

Kamu pernah nggak sih naksir sama seseorang, tapi cuma bisa jadi penonton setia kehidupannya? Nah, itu dia yang disebut cinta yang terpendam. Bukan karena kamu nggak mau confess, tapi karena tiap kali mau ngomong, mulut rasanya mendadak jadi loading 99% tapi error di 100%.

Kalau kamu pernah ada di fase ini, tenang, kamu nggak sendirian. Banyak banget cerita cinta bertepuk sebelah tangan yang ujung-ujungnya jadi hiburan gratis buat diri sendiri.

Stalking Level FBI

Hari-hari gue berjalan seperti biasa: bangun, scroll sosmed, makan, kerja, tidur, dan tentu saja… stalking story dia. Tiap kali dia upload foto lagi nongkrong di kafe, gue mendadak jadi FBI: zoom-in siapa yang duduk di depannya, baca refleksi kaca, sampai tebak-tebak pesanan minumannya.

Hasil investigasi? Nggak penting juga sih, tapi rasanya kayak menang lotre kalau dia pesen menu yang sama kayak gue.

Senyum-Senyum Sendiri Kayak Karakter Anime

Masalahnya, cinta yang terpendam ini bikin gue jadi kayak karakter anime: senyum-senyum sendiri tanpa alasan, tiba-tiba panik kalau lihat dia di dunia nyata. Padahal yang gue lakuin cuma pura-pura cool sambil mikir, “Tolong jangan sadar kalo gue naksir.”

Kalau ini kejadian sama kamu juga, hati-hati jangan sampai temen-temen ngeh dan bikin kamu jadi bahan roast tiap nongkrong.

Besok, Besok, dan Besok Lagi

Temen-temen gue udah pada tahu gue naksir dia, soalnya tiap dia lewat, refleks gue langsung jadi komentator bola: “Bro, dia lewat! Dia lewat!”

Lalu temen gue cuma geleng-geleng sambil bilang, “Kapan lu ngomong?” Dan jawaban gue selalu sama, “Besok.” Besok itu ternyata udah jalan dua tahun.

Takut Ditolak vs. Nikmatin Proses

Sebenernya bukan gue nggak mau jujur, cuma takut skenario yang paling horror terjadi: gue confess → dia bilang “maaf, kita temenan aja” → gue harus pura-pura santai padahal jiwa gue lagi main lagu sedih.

Jadi yaudah, cinta yang terpendam ini gue simpen kayak tabungan darurat. Aman, nggak dipakai, tapi tetap bikin tenang.

Manis, Pedas, dan Agak Drama

Kadang gue mikir, apa dia juga sadar? Atau dia kira gue cuma orang random yang selalu kebetulan lewat? Tapi tiap kali dia senyum, gue auto replay momen itu di kepala selama seminggu penuh. Bahkan kadang bikin versi slow motion biar vibes-nya lebih dramatis.

Kesimpulan: Nikmati Drama Internalmu

Mungkin suatu hari gue bakal confess. Atau mungkin gue akan tetap jadi pemerhati setia dari kejauhan, kayak fans garis keras yang nggak pernah minta tanda tangan idolanya.

Yang jelas, selama ini gue menikmati prosesnya. Karena ternyata, cinta yang terpendam itu kayak bumbu rahasia: bikin hidup lebih rame, ada manis-manisnya, ada pedes-pedesnya juga.

Buat kamu yang lagi ada di fase ini, coba baca juga cara move on dengan santai atau tips menghadapi cinta bertepuk sebelah tangan biar nggak kebanyakan drama.

Posting Komentar