Cara Move On yang Elegan Tanpa Baper Berlebihan

Table of Contents
Cara Move On yang Elegan Tanpa Baper Berlebihan

Move on itu gampang-gampang susah. Kadang kita sudah bilang "oke" tapi hati masih sering kirim notifikasi rindu. Di artikel ini aku bakal bagi tips move on yang elegan, realistis, dan tetap santai — tanpa harus menjadi drama queen atau sok tegar palsu. Yuk, langsung praktikkan satu per satu!

Kenapa Move On Penting?

Move on bukan soal melupakan secara paksa, melainkan memberi ruang pada diri untuk sembuh dan bertumbuh. Kalau kita terus-terusan menempel pada masa lalu, energi yang seharusnya dipakai untuk berkembang bakal terbuang. Anggap saja move on sebagai proses reorganizing—menyusun ulang prioritas emosi dan waktu biar hidup lebih produktif dan bahagia.

1. Terima Perasaanmu (Tanpa Menyalahkan Diri Sendiri)

Menerima sedih itu langkah awal yang sering dilupakan karena malu terlihat rapuh. Padahal, menangis sekali dua kali itu sehat. Beri diri izin untuk merasakan: sedih, kecewa, marah, atau bingung. Tapi kasih juga batas — misalnya: izinkan waktu sedih 2-3 hari secara intens, setelah itu mulai alihkan energi ke hal produktif.

Contoh praktik: tulis 3 hal yang kamu syukuri setiap malam. Hal kecil ini membantu mengembalikan perspektif dan mempercepat proses healing.

2. Rapikan Jejak Digital dengan Bijak

Jejak digital sering jadi jebakan: notifikasi, foto lama, story — semua bisa memicu mood turun. Kamu nggak harus langsung blokir kalau belum siap, tapi lakukan langkah-langkah ini:

  • Mute story atau feed selama 1 bulan.
  • Hapus foto bersama dari feed (atau pindahkan ke folder privat).
  • Unfollow akun yang selalu mengingatkanmu pada masa lalu.

Langkah sederhana ini seringkali efektif: out of sight = out of mind (sedikit banyak).

3. Fokus Pada Perbaikan Diri (Upgrade Versi Kamu)

Gunakan waktu untuk investasi diri. Bukan sekadar 'biar cepat move on', tapi karena kamu memang ingin jadi lebih baik. Contohnya:

  • Ikut kelas singkat: memasak, fotografi, atau public speaking.
  • Buat rutinitas olahraga 3x seminggu—meskipun cuma jalan cepat 30 menit.
  • Mulai hobi baru: berkebun, journaling, atau belajar lagu baru di gitar.

Perubahan kecil ini bakal ngasih efek besar pada kepercayaan diri kamu — dan percaya deh, perasaan 'worth it' itu sangat menyembuhkan.

4. Isi Waktu dengan Aktivitas Positif

Sibukkan diri dengan hal-hal yang benar-benar menyenangkan dan bermakna. Beberapa ide cepat:

  1. Volunteer di kegiatan komunitas — membantu orang lain seringkali bikin perspektif berubah.
  2. Hangout sama teman yang bisa buat ketawa sampai perut keram.
  3. Buat project mini: blog, vlog, atau Tantangan 30 Hari (mis. 30 hari membaca buku).

Semakin penuh jadwal positifmu, semakin sedikit waktu buat memikirkan mantan. Dan itu bagus.

5. Kurangi Drama — Tetap Elegan

Menjelek-jelekkan mantan di media sosial, membuat story provokatif, atau mencari perhatian lewat postingan sedih itu bukan move on — itu sekadar menunda proses penyembuhan. Jadi, kalau mau classy, cukup fokus pada kebahagiaan sendiri tanpa harus menjatuhkan orang lain.

Elegan itu simpel: kamu bahagia tanpa harus mempamerkannya dengan tujuan membuat orang lain menyesal.

6. Jangan Terburu-buru Mendapat Pengganti

Banyak orang merasa harus cepat-cepat punya pengganti supaya terlihat "move on". Padahal, hubungan baru yang terburu-buru seringkali jadi sumber masalah baru. Beri waktu untuk benar-benar pulih: kenal dulu dirimu sendiri lebih baik, baru buka hati lagi.

7. Gunakan Teknik Praktis Bila Mood Kelem

Kalau mood tiba-tiba turun, coba teknik sederhana ini:

  • Latihan napas 4-4-4 (tarik napas 4 detik, tahan 4 detik, hembuskan 4 detik).
  • Berjalan 10 menit di luar, lihat langit atau pepohonan.
  • Dengarkan playlist upbeat—bukan lagu galau yang bikin nangis lagi.

8. Cerita Pendek: Kisah Move On yang Bukan Klikbait

Contoh nyata: Sari (nama samaran) selesai dari hubungan 2 tahun. Awalnya ia stalking IG mantan tiap hari. Ia memutuskan untuk join kelas fotografi, dan setiap minggu ia belajar memotret pemandangan. Tiga bulan kemudian, Sari buka pameran mini kecil-kecilan. Proses yang awalnya menyakitkan berubah jadi bahan cerita inspiratif — bukan karena ia buru-buru cari pengganti, tapi karena ia sibuk mengerjakan mimpinya sendiri.

FAQ (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)

Q: Berapa lama normalnya move on?

A: Tidak ada patokan baku. Rata-rata butuh 3–6 bulan untuk merasa lebih stabil, tapi bisa lebih singkat atau lebih lama tergantung intensitas hubungan dan dukungan sosial.

Q: Apakah wajar masih kangen setelah setahun?

A: Wajar. Ingatan dan kebiasaan meninggalkan jejak emosional. Fokus pada rutinitas baru dan pengalaman baru untuk membantu memudarkan kenangan lama.

Q: Kalau mantan minta balikan, boleh nggak kembali?

A: Boleh, asalkan kamu mempertimbangkan alasan putus dulu, apakah masalah sudah benar-benar terselesaikan, dan apakah kamu kembali karena pilihan sadar bukan karena takut sendiri. Evaluasi manfaat jangka panjang, bukan sekadar kenyamanan sesaat.

Q: Bagaimana kalau kita sudah berteman lagi tapi hatiku belum pulih?

A: Berteman dulu boleh, tapi jujurlah pada diri sendiri. Kalau masih ada rasa yang mengganggu, beri jarak sampai kamu merasa seimbang. Persahabatan yang sehat butuh kedewasaan emosional dari kedua pihak.

Baca Juga:

Penutup — Kesimpulan Singkat

Move on itu perjalanan, bukan sprint. Jangan malu atau buru-buru menghapus semua kenangan; proses yang sehat adalah yang seimbang antara menerima, memperbaiki diri, dan membuka ruang untuk hal baru. Ingat: mantan hanyalah bagian dari cerita — bukan akhir dari hidupmu.

“Mantan cuma bagian dari cerita, bukan akhir dari buku hidupmu.” 

Ayo share pengalamanmu: Bagaimana cara kamu move on? Tinggalkan komentar di bawah — ceritamu mungkin bisa bantu orang lain yang sedang butuh semangat.

Posting Komentar